Pages

Jumat, 24 Januari 2014

Sayap Yang Kerdil


Ini adalah kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung. Si induk menetaskan beberapa telor menjadi burung-burung kecil yang indah dan sehat. Si induk pun sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih sayang.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil inipun mulai dapat bergerak lincah. Mereka mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan untuk kemudian mematuknya.

Dari beberapa anak burung ini tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan saudaranya yang lain. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan terjatuh, ketika saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.


Percakapan Ayah & Anak



Suatu hari, seorang Ayah sedang bekerja dan anaknya datang dan bertanya, " Ayah,  bolehkah aku bertanya sesuatu kepada Ayah?" kata sang anak. " Ya boleh, apa nak?." Lalu anaknya bertanya, " Ayah, berapa gaji Ayah dalam satu jam?". Sang Ayah pun sedikit marah dan berkata, " Itu bukan urusanmu. Kenapa kau bertanya hal seperti itu?." Lalu sang anak pun menjawab, "Aku hanya ingin tahu. Tolong beritahu aku, berapa banyak gaji Ayah dalam satu jam?." Lalu, sang Ayah menjawab bahwa gaji beliau adalah Rp. 5000 per jam.

"Oh", anak kecil itu menjawab dengan kepala tertunduk. Kemudian ia mengangkat kepalanya, " Ayah, bolehkah aku meminjam uang Anda 3000 rupiah?". Sang Ayah marah dan berkata "Jika satu-satunya alasanmu bertanya tentang gaji saya adalah agar kau dapat meminjam uang untuk membeli mainan konyol atau omong kosong lainnya, sekarang rapikan dirimu dan pergi tidur. Pikirkan mengapa kau bersikap egois. Ayah bekerja keras setiap hari dan jangan bertingkah kekanak-kanakan seperti ini."

Sabtu, 18 Januari 2014

Motivation Stories


Gratis Sepanjang Masa




Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek. Ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:



Untuk memotong rumput Rp. 5000

Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000

Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000

Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000

Untuk membuang sampah Rp. 1000

Untuk nilai yang bagus Rp. 3000

Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000

Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000



Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah yang ia tuliskan: