Pages

Jumat, 21 Maret 2014

Cerita Motivasi Meraih Sukses




Jangan ada kata menyerah dalam hidup. Sebagai insan Tuhan yang diciptakan begitu sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Manusia diberi kelebihan berupa akal dan hati, yang bisa memilih jalan hidup : “maju, mundur atau diam ditempat”

Banyak kisah nyata dari orang-orang suksesa yang tidak pernah menyerah dalam menjalani kehidupan, meski penuh cobaan. Banyak jalan menuju Roma, mungkin ini salah satu pepatah yang bisa menggambarkan orang sukses yang punya semangat untuk belajar dalam kondisi keluarga susah.

Kita ambil contoh yang pernah ditayangkan di program televisi Kick Andy dari beberapa orang yang sukses dalam menempuh pendidikan sampai jenjang yang tinggi yang berasal dari keluarga yang sederhana, bahkan bisa dikatakan miskin.

Kisah Winarno, seorang anak yang lahir dari keluarga miskin. Ayahnya seorang informan polisi yang tidak lulus SD dan ibunya seorang tukang pijat yang buta huruf. Masa sekolah dan kuliah Winarno identik dengan perjuangan keras, dari urusan biaya, fasilitas untuk bersekolah, hingga transfortasi yang cukup jauh. Satu prinsip kuat yang ia yakini saat itu adalah, kalau pintar pasti bisa berhasil. Maka ia pun memompa semangatnya untuk bisa meraih nilai tertinggi. Untuk urusan kuliah, ia menemukan taktik untuk bisa memperoleh sekolah gratis.

 Dari seluruh perjuangannya, Winarno kini sudah meraih gelar professor untuk bidang ilmu dan teknologi pangan. Di usianya yang sudah berkepala tujuh, ia masih aktif sebagai Rektor di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta.

Kisah Basuki asal Sragen, lain lagi. Sejak kecil ia disibukan dengan urusan membantu perekonomian keluarga dari mulai jualan kantong plastik, semir sepatu, atau ngojek payung saat hujan. Kala itu keluarga mereka hijrah ke Ibukota untuk meningkatkan taraf hidup dan malangnya, tidak berhasil. PHK yang menimpa ayahnya, kemudian memaksa keluarga ini kembali ke kota asal mereka, Sragen.

Menjelang masa kuliah, Basuki mulai merambah usaha baru, yakni jadi loper koran. Jadi masa kuliah pun ia jalani sambil berjualan koran dan di waktu luang jadi pedagang asongan. Pada Januari 2010 lalu, Basuki mendapatkan pengukuhan gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia. Dan kini tercatat sebagai dosen di Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta.

Dari Yogakarta, ada kisah menarik milik Purwadi. Putra pasangan Ridjan dan Yatinem ini harus bekerja keras sejak kecil agar bisa meneruskan sekolahnya hingga ke bangku kuliah. Ayahnya seorang buruh tani dan ibunya yang penjual bakul sayur, tak memiliki kemampuan ekonomi yang cukup untuk membiayainya.

Alhasil Purwadi harus pintar-pintar mencari cara. Masa kuliah ia berjualan kantung gandum, menjual majalah bekas, hingga memberi les gamelan. Untuk mengirit biaya buku dan makanan, ia memiliki trik trik khusus semasa kuliah. Perjuangan yang tak kenal lelah telah mengantar Purwadi meraih gelar Doktor Filsafat dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Anda mengenal Saldi Isra? Seorang Ahli Hukum Tata Negara yang cukup menonjol di tanah air. Di usianya yang ke 42 tahun, ia sudah menyandang gelar Profesor Doktor. Tahukah anda Saldi Isra lahir dari keluarga seperti apa?
 “Orang tua saya petani yang buta hurup, dan masa sekolah saya harus dilakukan sambil membantu orang tua membajak sawah,”

Kisah yang penuh spirit juga hadir dari seorang dokter bedah syaraf kaliber dunia, Eka Julianta. Dokter yang telah berhasi melakukan banyak operasi otak dan batang otak ini, kini sering mendapat undangan untuk melakukan presentasi di berbagai Fakultas kedokteran dan symposium di berbagai Negara baik Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.
 Tapi tahukah anda, bahwa perjuangan Eka, untuk mengejar mimpi dan mewujudkan cita-citanya sebagai dokter, dimulai dengan membantu ibunya menumbuk singkong getuk, dan menjajakannya di sekolah.

Banyak anggapan menilai mereka yang bisa kuliah lagi karena ada dana yang mencukupi. Namun anggapan itu tak selamanya benar. Walau ada dana yang cukup namun jika tidak ada kemauan dan semangat untuk belajar tentunya tidak bisa terwujud. Atau ada anggapan bahwa untuk mengejar mimpi seperti itu tidaklah realistis dikala himpitan ekonomi menjadi alasan. Memang pendidikan di negeri ini seakan-akan memupus orang-orang tidak kecukupan untuk bersekolah, namun, lihat masih banyak orang yang hanya bermodal semangat dan kerja keras mampu meraih mimpi itu. Semangat mereka dalam menuntut ilmu memang patut diapresiasi. Modal kita adalah semangat juang dari diri kita sendiri. Mereka bisa, kita pun mampu.

The Secret Billionaire - Real Story Life


Biografi Top Ittipat - Milyuner Muda Asal Thailand. Seperti kata orang bahwa kesuksesan hanya akan berpihak pada mereka yang mempunyai tekad kuat untuk pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan serta mempunyai kemauan untuk terus berusaha menghadapi kerasnya cobaaan hidup, begitu pula yang dialami oleh Top Ittipat, Seorang Milyuner Muda asal Thailand yang masih berumur 26 tahun sama seperti Mark Zuckerberg Sang Pendiri Facebook yang mempunyai semangat pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan hingga akhirnya sukses dalam mengembangkan usahanya yaitu Tao Kae Noi atau Cemilan Rumput Laut Goreng. Bernama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich atau Top Ittipat, ia dilahirkan pada tahun 1984 di Thailand, ia terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan biasa saja dan tidak terlalu memikirkan masa depan, tidak ada yang begitu spesial dalam dirinya sampai Tuhan benar-benar mengujinya.

Biografi Top Ittipat
Seperti kebanyakan pemuda seumurannya, Top mengalami kecanduan game online saat dia berumur 16 tahun pada tahun 2004 disaat masih bersekolah di SMA dan membuatnya menelantarkan sekolahnya. Bukan satu hal yang baik tentu saja tapi perkenalan dunia bisnis justru dimulai dari sini. menghasilkan banyak uang dari game tersebut dari penjualan senjata-senjata digame tersebut. Uang yang didapatkan begitu banyak hingga bisa beli mobil dan hal-hal yang di inginkan seperti Play Station 2, Dengan bisnisnya ini dia bahkan meraih penghasilan mencapai 1 juta Baht dan dapat membeli sebuah mobil seharga 600 Baht (sekitar 200 juta rupiah). kehidupan top bisa dibilang boros.

 Para pembelinya adalah sesama pecinta game online dan ada juga yang berasal dari luar negaranya. Namun karena ini bisnis ilegal maka sudah pasti tak akan dapat bertahan lama. Rekening game onlinenya di blok karena diketahui melakukan transaksi jual beli. Disisi lain orang tua Top sedangn mengalami masalah finansial dan terlilit hutang sangat banyak namun masih berusaha untuk membiayai biaya Top kuliah tetapi Top menolak. Akhirnya dia bisa kuliah tapi dengan mencuri jimat milik ayahnya dan digadaikan. Disaat yang bersamaan bisnis orang tuanya mengalami kebangkrutan dan disaat yang bersamaan pula karena kemalasannya di sekolah selama ini Top tidak berhasil masuk kuliah perguruan tinggi negeri dan harus masuk Universitas Swasta.

 Dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha ke bisnis DVD Player tapi Top ditipu mentah-mentah sebab semua DVD Playernya ternyata barang palsu dan uangnya tidak dapat kembali. Top juga berusaha mencari pinjaman uang ke bank untuk memulai usaha baru. Namun, pihak bank tak begitu saja menyetujuinya. Di titik inilah Top mulai menyadari kesalahannya karena telah melalaikan sekolah dan pelajaran. Di titik yang sama ini jugalah, Top mulai bersentuhan dengan kerasnya dunia bisnis. Hutang yang melilit usaha orang tuanya yang mencapai 40 juta Baht semakin memperburuk keadaan. Terlebih lagi rumah mereka disita pihak Bank. Ditengah himpitan ini Top tetap berkeras hati.
Suatu ketika Top berjalan-jalan kesebuah pameran dan melihat ada sebuah alat untuk menggoreng kacang kemudian terpikir untuk berjualan kacang. Top lalu menyewa alat tersebut dengan harga 10.000 bath perbulan, disini keberanian Top terlihat. Kemudian dia membuka toko kacang di Mall bersama pamannya, disini perjuangan Top dimulai untuk dapat membuat kacang yang enak dia bertanya kepada tukang kacang dijalanan bagaimana caranya membuat kacang yang enak. Namun walaupun dia berhasil membuat kacang yang enak,dagangan tetap tidak laku sehingga membuat Top sedikit frustasi dan mencoba beberapa cara agar tidak laku. Suatu ketika Top berjalan kesebuah pasar tradisional dan mendapatkan beberapa inspirasi seperti memberikan diskon dan lokasi sangat menentukan bisnis. Sebab lokasi menjadi salah satu faktor menentukan dalam keberhasilan penjualan suatu produk.

 Kemudian Top bersikeras meminta pindah tempat ke bagian depan Mall dan terlihat bahwa kacang goreng semakin laku keras kemudian ia membuka beberapa cabang, Namun berwiraswata memanglah tidak mudah. Saat Top mulai melakukan ekspansi bisnis chesnutnya secara besar-besaran, timbul suatu masalah lain dimana mesin pembuat kacang goreng yang Top pergunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup dan pihak Mall juga membatalkan kontrak kedainya. Dititik ini Top hampir putus asa. Orang tuanya pun memutuskan untuk pergi ke China.

Top tetap berkeras untuk bertahan di Thailand dan melanjutkan usahanya. Dari bisnis jual kacang, Top beralih haluan untuk berbisnis rumput laut goreng. Makanan cemilan yang kekasihnya berikan.

 Setelah itu dia mendapatkan inspirasi untuk membuat rumput laut goreng dan ia membeli beberapa rumput laut namun basi dalam waktu 1 minggu, ini membuatnya bertanya-tanya dan mendatangi professor dibidang pangan untuk menyelesaikan masalah ini. Profesor tersebut berhasil membantu Top membuat makanan agar tidak mudah basi dengan membuat vakum kemasan dan mengganti dengan nitrogen. Kemudian tantangan berikutnya adalah Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak karena setelah digoreng rasanya pahit. Dia dan pamannya menghabisakan lebih dari 100.000 bath (28 juta) untuk uji coba rumput laut tapi gagal, sampai semua rumput lautnya habis.

 Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang berbagai strategi-strategi penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung dari pasar dengan bertanya-tanya ke para pedagang. Inspirasi datang ketika ia berbelanja di salah satu mini market, 7-Eleven. Ia menerapkan metode yang pernah di ajarkan ketika di tempat kursus yang di pilih ayahnya. Sebelumnya ayahnya terpakasa memasukan Top mengikuti kursus bisnis karena tidak sanggup masuk di perguruan tinggi karena alasan biaya. Yaitu metode ekspansi penjualan ke berbagai negara. Lagi-lagi tidak semudah membalik telapak tangan. 7-Eleven ternyata memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk pasaran. Berbagai upaya Top lakukan tapi semua mengalami kebuntuan.
Top hampir-hampir saja putus asa dan memutuskan untuk berangkat ke China tapi sebelum itu terjadi Top melakukan usaha terakhirnya demi memenuhi syarat dari pihak 7-Eleven dan upaya penghabisannya kali ini tidak sia-sia. Kesulitan yang ada mulai dari inovasi untuk kemasan produknya sampai Top juga diharuskan memiliki pabrik untuk memproduksi dalam jumlah besar. Dengan susah payah semuanya dapat terpenuhi. Untunglah juga ada kantor kecil milik keluarganya yang masih tersisa, yang akhirnya Top ubah menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan begini Top berhasil memenuhi syarat ketentuan serta quota yang ditetapkan. 2 tahun kemudian Top berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya.

 Saat ini Top berusia 26 tahun, memiliki 2500 karyawan dan mengirim ke 6000 cabang 7-Eelven seluruh dunia dan mengekspor camilan rumput lautnya ke 27 negara termasuk Indonesia. Top telah memiliki lahan perkebunan rumput laut di Korea Selatan dan pendapatannya mencapai 1.5 Milliar Bath (450 Milliar Rupiah) per tahun. Top Ittipat ini telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai a young billionaire from Thailand. Top ittipat membaya kesuksesannya dengan berkorban jiwa, raga, waktu, kesenangan jadi gamer, termasuk berkorban cinta terhadap kekasihnya. Bahkan kisah suksesnya juga diangkat kedalam film layar lebar berjudul Top Secret : The Billionaire yang mengisahkan bagaimana Top Ittipat berjuang jatuh bangun membangun usahanya.

Berikut sinopsis ringkas nya:
  •  Saat usia 16, Dia adalah pencandu game online.

  •  Saat usia 17, Ia putus sekolah untuk menjadi penjaja kacang.

  •  Saat usia 18, Keluarganya bangkrut & meninggalkan hutang 40 juta Baht (sekitar 12 milyar rupiah)

  •  Saat usia 19, Dia menciptakan cemilan rumput laut ‘Tao Kae Noi’ yg dijual di 3.000 cabang 7-Eleven di Thailand.

  •  Kini, di usia 26, Ia adalah produsen cemilan rumput laut terlaris di Thailand, berpenghasilan 800 juta Baht (sekitar 235 milyar rupiah) per tahun & mempekerjakan 2.000 staf.
Referensi :

 - http://www.kaskus.co.id/thread/50e1f6561dd719d72e00002f
 - http://blogsangpemenang.blogspot.com/2012/09/kisah-sukses-billioner-muda-asal.html
 - http://fadhlyashary.blogspot.com/2012/04/top-secret-billionare-film-kisah-nyata.html
 - http://kolom-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-top-ittipat-milyuner-muda-asal.html


Kisah Paling Sedih Yang Memotivasi – Berikut kisah atau cerita sedih yang dapat memotivasi Anda dalam menjalani kehidupan berumah tangga, Kisah mengharukan atau kisah sedih ini tentang perjalanan cinta seorang istri yang tak pernah mencintai suaminya selama 10 tahun perjalanan pernikahannya hingga sang Suami meninggal dunia, dan akhirnya ia menyadari betapa besar cinta dan kasih sayang yang diberikan sang suami untuknya selama ini, dulu ia menghabiskan sepuluh tahun untuk membenci suaminya, tetapi setelah Suaminya tiada Ia menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupnya untuk mencintai sang Suami.

 Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

Anak Adalah Duplikat Orang Disekitarnya

Suatu ketika di sebuah sekolah, diadakan pementasan drama. Pentas drama yang meriah, dengan pemain yang semuanya siswa-siswi disana. Setiap anak mendapat peran, dan memakai kostum sesuai dengan tokoh yang diperankannya. Semuanya tampak serius, sebab Pak Guru akan memberikan hadiah kepada anak yang tampil terbaik dalam pentas. Sementara di depan panggung, semua orangtua murid ikut hadir dan menyemarakkan acara itu.

 Lakon drama berjalan dengan sempurna. Semua anak tampil dengan maksimal. Ada yang berperan sebagai petani, lengkap dengan cangkul dan topinya, ada juga yang menjadi nelayan, dengan jala yang disampirkan di bahu. Di sudut sana, tampak pula seorang anak dengan raut muka ketus, sebab dia kebagian peran pak tua yang
 pemarah, sementara di sudut lain, terlihat anak dengan wajah sedih, layaknya pemurung yang selalu menangis. Tepuk tangan dari para orangtua dan guru kerap terdengar, di sisi kiri dan kanan panggung.
Tibalah kini akhir dari pementasan drama. Dan itu berarti, sudah saatnya Pak Guru mengumumkan siapa yang berhak mendapat hadiah. Setiap anak tampak berdebar dalam hati, berharap mereka terpilih menjadi pemain drama yang terbaik. Dalam komat-kamit mereka berdoa, supaya Pak Guru akan menyebutkan nama mereka, dan mengundang ke atas panggung untuk menerima hadiah. Para orangtua pun ikut
berdoa, membayangkan anak mereka menjadi yang terbaik.


Pak Guru telah menaiki panggung, dan tak lama kemudian ia menyebutkan sebuah nama. Ahha…ternyata, anak yang menjadi pak tua pemarah lah yang menjadi juara. Dengan wajah berbinar, sang anak bersorak gembira. “Aku menang…”, begitu ucapnya. Ia pun bergegas menuju panggung, diiringi kedua orangtuanya yang tampak bangga. Tepuk tangan terdengar lagi. Sang orangtua menatap sekeliling, menatap
ke seluruh hadirin. Mereka bangga.


Pak Guru menyambut mereka. Sebelum menyerahkan hadiah, ia sedikit bertanya kepada sang “jagoan, “Nak, kamu memang hebat. Kamu pantas mendapatkannya. Peranmu sebagai seorang yang pemarah terlihat bagus sekali. Apa rahasianya ya, sehingga kamu bisa tampil sebaik ini? Kamu pasti rajin mengikuti latihan, tak heran jika kamu terpilih menjadi yang terbaik..” tanya Pak Guru, “Coba kamu ceritakan kepada kami semua, apa yang bisa membuat kamu seperti ini..”.


Sang anak menjawab, “Terima kasih atas hadiahnya Pak. Dan sebenarnya saya harus berterima kasih kepada Ayah saya dirumah. Karena, dari Ayah lah saya belajar berteriak dan menjadi pemarah. Kepada Ayah lah saya meniru perilaku ini. Ayah sering berteriak kepada saya, maka, bukan hal yang sulit untuk menjadi pemarah seperti Ayah.” Tampak sang Ayah yang mulai tercenung. Sang anak mulai melanjutkan, “..Ayah membesarkan saya dengan cara seperti ini, jadi peran ini, adalah peran yang mudah buat saya…”


Senyap. Usai bibir anak itu terkatup, keadaan tambah senyap. Begitupun kedua orangtua sang anak di atas panggung, mereka tampak tertunduk. Jika sebelumnnya mereka merasa bangga, kini keadaannya berubah. Seakan, mereka berdiri sebagai terdakwa, di muka pengadilan. Mereka belajar sesuatu hari itu. Ada yang perlu diluruskan dalam perilaku mereka.


***
Teman, setiap anak, adalah duplikat dari orang di sekitarnya. Setiap anak adalah peniru, dan mereka belajar untuk menjadi salah satu dari kita. Mereka akan belajar untuk menjadikan kita sebagai contoh, sebagai panutan dalam bertindak dan berperilaku. Mereka juga akan hadir sebagai sosok-sosok cermin bagi kita,
tempat kita bisa berkaca pada semua hal yang kita lakukan. Mereka laksana air telaga yang merefleksikan bayangan kita saat kita menatap dalam hamparan perilaku yang mereka perbuat.


Namun sayang, cermin itu meniru pada semua hal. Baik, buruk, terpuji ataupun tercela, di munculkan dengan sangat nyata bagi kita yang berkaca. Cermin itu juga menjadi bayangan apapun yang ada di depannya. Telaga itu adalah juga pancaran sejati terhadap setiap benda di depannya. Kita tentu tak bisa,
memecahkan cermin atau mengoyak ketenangan telaga itu, saat melihat gambaran yang buruk. Sebab, bukankah itu sama artinya dengan menuding diri kita sendiri?


Teman, saya ingin berpesan kepada kita semua, “berteriaklah kepada anak-anak kita saat kita marah, maka, kita akan membesarkan seorang pemarah. Bermuka ketuslah kepada mereka saat kita marah, maka kita akan membesarkan seorang pembenci, dan biarkanlah mulut dan tangan kita yang bekerja saat kita marah,
maka kita akan belajar menciptakan seorang yang penuh dengki…”


Peran apakah yang sedang kita ajarkan kepada anak-anak kita saat ini? Contoh apakah yang sedang kita berikan kali ini? Dan panutan apakah yang sedang kita tampilkan? Teman, percayalah, mereka akan selalu belajar dari kita, dari orang yang terdekatnya, dari orang yang mencintainya. Merekalah lingkaran terdekat
kita, tempat mereka belajar, menerima kasih sayang, dan juga tempat mereka meniru dalam berperilaku.


Saya berharap, bisa menjadi orang yang sabar saat melihat seorang anak menumpahkan air di gelas yang mereka pegang. Saya berharap menjadi orang yang ikhlas, saat melihat mereka memecahkan piring makan mereka sendiri. Sebab, bukankah mereka baru “belajar” memegang gelas dan piring itu selama 5 tahun,
sedangkan kita telah mengenalnya sejak lebih 20 tahun? Tentu mereka akan butuh waktu untuk bisa seperti kita.


Source:kumpulan cerita motivasi

Jumat, 07 Maret 2014

If We Die TOMORROW


Wahai sahabat, hidup dan waktu yang kita punya di alam dunia ini memang tidak terbatas, tetapi waktu yang ada untuk diri kita sangat terbatas. Karena itu yang selalu harus anda tanamkan dalam pikiran anda adalah "apa yang bisa saya lakukan yang bisa membawa kebaikan dan perubahan?"

Apa tindakan terbaik meskipun kecil dan remeh yang bisa aku lakukan sekarang yang bisa memberikan warna bagi hidup dan kehidupan sekitar?, apa yang akan saya tinggalkan untuk anak cucuku dan dunia ini jika kelak aku sudah tiada?”

Atau anda juga bisa bertanya pada diri anda sendiri pertanyaan seperti judul diatas – “apa yang akan saya lakukan jika seandainya saya besok tiada, dipanggil Tuhan dan meninggal?”


Pertanyaan – pertanyaan ini benar – benar harus anda jawab dengan jujur dan dengan hati yang bening. Karena hidup ini pada hakekatnya adalah serangkaian tindakan yang kita lakukan setiap hari. Ingat wahai sahabat, semua tindakan – tindakan tersebut kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Yang Maha Kuasa.

Jika demikian adanya, pertanyaan selanjutnya adalah

sudah seberapa penting dan bermanfaatkah tindakan yang kita lakukan selama ini? Apakah tindakan yang kita lakukan selama ini sudah memberikan dampak positif baik terhadap diri kita, keluarga kita hingga ke orang lain atau malahan masih jauh panggang daripada api?

Sungguh jika kita mau jujur sesungguhnya tindakan – tindakan kita selama ini masih jauh dari baik apalagi sempurna. Mungkin kebanyakan kita hanya melewatkan hari – hari dan mengisinya dengan rutinitas yang seringkali membosankan. Jika tidak membosankan barangkali sekedar menghabiskan dan membuang – buang waktu saja.

Coba anda tanya dengan jujur kepada diri anda sendiri, dalam 24 jam sehari semalam berapa persenkah tindakan anda yang benar – benar memiliki arti dan manfaat terhadap diri anda? atau mungkin terhadap keluarga anda?

Jawaban anda akan sangat menentukan langkah anda ke depan dan seberapa berharganya nilai diri anda!

Jika memang kebanyakan dari tindakan yang anda lakukan merupakan sesuatu yang positif, penting dan bermanfaat maka saya ucapkan salut dan selamat! Karena anda merupakan satu dari sedikit orang di dunia ini yang benar – benar mengisi waktu --- dan waktu luangnya --- untuk hal – hal yang berguna dan bermanfaat.

Menurut Aa Gym, banyak orang yang sebenarnya potensial tetapi tidak unggul. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin.

Waktu adalah uang. Demikian pepatah yang sering kita dengar. Tetapi sebenarnya waktu itu lebih penting daripada uang.

Anda tahu alasannya kenapa? Jawabannya sederhana saja. Kita mungkin bisa memiliki lebih banyak uang dan uang yang hilang pasti bisa kembali kalau kita berusaha.

Tetapi waktu tidak demikian. Kita tidak bisa memiliki lebih banyak waktu karena jatah masing – masing kita semua sama. Hanya 24 jam, 3600 menit dan 86.400 detik sehari semalam. Tidak lebih tidak kurang.

Dan ingat kawan, waktu yang telah hilang tidak akan pernah kembali lagi untuk selama – lamanya hingga akhir jaman. Karena itu marilah kita memanfaatkan waktu yang ada selagi kita masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini.  

Karena waktu adalah kehidupan yang akan segera hilang.

Sahabatku, marilah pergunakan setiap detik dan setiap tarikan nafas kita untuk hal – hal yang positif dan sebanyak mungkin kebaikan tidak hanya bagi diri kita tetapi juga bagi keluarga dan orang lain.

Mari mulai sekarang dan detik ini juga…. Kita berjanji kepada diri kita sendiri bahwa… 

“Aku sekarang sudah berubah. Aku sudah mulai memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Aku sudah bisa menghargai betapa waktu yang ada terlalu singkat untuk disia-siakan. Aku sekarang sudah menjadi pribadi yang berbeda dan terus tumbuh berkembang menjadi lebih baik dari hari ke hari”

Ikrar, janji dan komitmen ini harus anda tanamkan dalam alam bawah sadar anda dengan cara yakin dan konsisten melakukannya.

Pertanyaan saya, sudahkah anda memanfaatkan waktu yang ada sekarang, detik dan menit yang ada sekarang dengan tindakan – tindakan yang berguna dan bermanfaat?

Seandainya detik ini juga Tuhan datang dan mengambil nyawa anda sudah siapkah anda untuk itu? Apa bekal yang anda bawa dan persiapkan untuk hidup sesudah hidup?

Apa yang bisa anda tinggalkan untuk anak cucu sepeninggal anda? apa yang ingin orang lain kenal dan ingat jika anda telah tiada?

Pertanyaan – pertanyaan ini harus anda jawab dengan jujur dan dengan hati yang jernih….sudahkah anda memiliki jawaban atas semua pertanyaan diatas? Kalau belum, maka mulai sekarang dan detik ini juga….BERUBAHLAH….

Ambil tindakan apapun itu, sesederhana dan sepele serta seremeh apapun itu tapi anda tahu bahwa jika anda melakukannya anda akan meninggalkan jejak kebaikan di belakang anda nantinya…

Nasehat orang bijak: Untuk merubah hidup terkadang, tidak dibutuhkan tindakan-tindakan besar…tetapi tindakan-tindakan kecil yang anda ikhlas lakukan tetapi secara terus menerus, konsisten dan persisten.

Karena itu sahabat, mari kita semua bangun, bangun dan bangun…

Bangun dari kesenangan dan kemalasan, bangun dari segala keinginan untuk menunda – nunda…karena penundaan adalah pekerjaan setan yang selalu mereka bisikan dalam hati kita agar hingga ajal menjemput kita tidak pernah melakukan tindakan yang seharusnya kita lakukan….

Sahabatku yang saya kasihi, mari pergunakan waktu dan tarikan nafas yang masih sempat kita hirup di alam dunia ini untuk sebanyak mungkin dan seikhlas mungkin kebaikan, kebajikan dan manfaat untuk sesama… sebelum semuanya terlambat…sebelum ajal menjemput kita…karena kalau ajal sudah menjemput maka kita semua pasti akan menyesal…

Sebelum penyesalan itu datang, maka pergunakanlah sebaik-baik apa yang kita punya untuk kebaikan didunia…dimulai dari hal – hal yang kecil, dari apa yang anda miliki, dari apa saja yang bisa anda lakukan, dan dari diri anda sendiri…….sekarang juga

Karena menurut Anthony Robbins, pembicara sukses No. 1 dunia asal Amerika Serikat, dalam hidup ini hanya ada dua rasa sakit…

1.       Rasa sakit karena disiplin yang anda lakukan
2.       Rasa sakit karena penyesalan atas apa yang tidak anda lakukan

Tentu anda tidak ingin mengalami yang kedua bukan? Karena itu sebelum segala sesuatunya terlambat, sebelum penyesalan hinggap menghampiri kita, sebelum ajal menjemput kita dan sebelum akhir hayat kita….

Lakukanlah hal yang anda cintai….kejarlah impian anda….temukan sesuatu yang membuat anda gairah, semangat, memiliki arti dan manfaat bagi sesama…

Karena anda dikatakan berarti bukan karena anda berarti bagi diri anda, tetapi anda memiliki arti bagi orang banyak…

Sudahkah anda melakukannya? Sudah cukupkah bekal yang akan anda bawa jika anda kelak secara tiba – tiba didatangi malaikat pencabut nyawa dan menarik nyawa anda? Sudah sempurnakah kebaikan yang anda berikan bagi keuarga dan orang – orang yang anda kasihi?

Sudah lengkapkah tanggung jawab dan amanah yang Tuhan berikan kepada anda dengan menjadi…anak yang baik, menjadi ayah atau ibu yang baik terhadap anak – anak…atau suami atau istri yang baik terhadap pasangannya…???
Hanya anda sendiri yang tahu jawabannya.

Demikian sahabat yang terkasih…. Semoga bisa menjadi renungan bagi anda khususnya buat diri penulis sendiri...
Jika anda merasa tulisan ini bermanfaat, silahkan di-share kepada sahabat – sahabat yang anda sayangi…

Salam Sukses Dunia Akhirat

Tujuanlah Yang Membuat Anda Kuat dan Tetap Bertahan



Pada tahun 1925, Ederle berenang menyeberangi laut di Tanjung Lower New York dari Manhattan di New York City hingga Sandy Hook di New Jersey yang memakan waktu lebih dari 7 jam. Ketika mengikuti acara berenang menyeberangi Selat Inggris pada tahun yang sama, Ederle didiskualifikasi karena ditolong pelatihnya setelah ia mulai batuk-batuk dan terlihat kondisi fisik dan mental yang begitu rapuh.

Upaya kedua dilakukan pada tanggal 6 Agustus 1926 pukul 07.05 pagi hari, merupakan usaha menyeberangi Selat Inggris yang membuat harum namanya dimulai dari Cap Gris-Nez di Perancis, setelah berenang selama 14 jam dan 30 menit, Ederle sampai di Kingsdown, Inggris. Selain rekor waktu tercepat, Ederle merupakan wanita pertama yang berhasil menyebarangi selat Inggris. Rekor waktu ini terus dipegang Ederle hingga dipecahkan pada tahun 1950.

Ketika berusaha menyeberangi Selat Inggris yang kedua kali, Ederle disponsori harian New York Daily News dan Chicago Tribune. Uang yang diterimanya cukup untuk membayar segala pengeluaran dan sebagai gaji yang lumayan. Sejumlah uang bonus juga dijanjikan kepadanya sebagai hak memuat berita ekslusif bila Ederle berhasil berenang menyeberangi Selat Inggris.

Dalam sejumlah kesempatan, kapal penarik yang disewa wartawan yang tidak senang dengan tim Sponsor Ederle – akibat tidak diberikan hak liputan, berusaha berlayar sedekat mungkin dengannya. Maksudnya agar Ederle didiskualifikasi bila menyentuh kapal penarik yang berlayar di dekatnya. Usaha tersebut gagal, dan sejarah mencatat Ederle sebagai wanita pertama yang berhasil berenang menyeberangi Selat Inggris.

Selain gangguan tadi, selama dua belas jam berenang di laut, Ederle bertarung melawan angin dan cuaca buruk yang menyulitkan dirinya berenang. Pelatih sampai memanggilnya, "Gertie, ayo sudah, berhenti!". Ederle yang sudah kelelahan mengangkat kepalanya, dan menjawab, "Buat apa?"

Pertanyaan mengelitik muncul atas kegagalan Ederle diawal percobaanya di tahun 1925, namun bisa dituntaskannya di tahun 1926. Dalam sebuah wawancara dengan media setempat setelah keberhasilannya, seorang wartawan bertanya kepadanya “apa yang membedakan antara percobaan pertama yang gagal dengan percobaan kedua yang berhasil dengan gemilang ini?”

Ederle menjawab “sebenarnya tidak banyak perbedaan yang mencolok antara percobaan pertama kali dengan kali ini, cuaca dan suhu udara sama buruknya. Akan tetapi kali ini saya merasa tujuan saya lebih jelas dibandingkan ketika percobaan pertama kali, yang kala itu ketika di tengah laut saya tidak tahu dimana ujung dari perjalanan saya, ketidakpastian inilah yang memutuskan saya untuk berhenti ketika itu”

Seberapa sering kita mengalami hal yang sama? Seberapa sering kita diminta untuk mencapai sasaran yang tidak jelas? Tidak tahu arah dan tujuannya? Lalu bagaimana dengan hasilnya? Bagaimana dengan “stamina” kita ketika harus mengalami hambatan dan masalah ketika harus berjuang mencapai tujuan yang tidak jelas tadi?

Fakta ini mengungkapkan, dalam keadaan ‘gelap’ dimana kita tidak dapat “melihat” apa-apa, kita menjadi lemah, karena dengan tidak dapat melihat apa-apa, kita tak punya acuan atau pegangan atas apa yang kita lakukan, sehingga kita tak yakin dapat melakukan sesuatu dengan baik, benar, dan berhasil.

Jika “mata” kita terbuka, kita akan tahu apa saja yang ada di sekitar kita, sehingga kita tahu bahwa ada yang mendukung kita, ada yang membuat kita merasa malu jika kita gagal melakukan sesuatu, ada yang membuat kita terpacu untuk melakukan dengan lebih baik lagi, dan sebagainya.

Fakta ini menjadi referensi, jika Anda ingin berhasil mencapai apapun tujuannya, maka Anda harus membuat segala sesuatunya menjadi jelas. Artinya, jika Anda punya tujuan, maka tujuan itu harus jelas, sehingga Anda tahu harus kemana untuk mencapai tujuan itu, apa saja yang harus Anda lakukan, dan siap menghadapi segala rintangan yang kemungkinan menghadang.

Dengan tujuan yang jelas, orang menjadi kuat karena pikiran dan mental “memiliki bekal” yang cukup untuk mencapai tujuan itu. Bahkan kekuatan yang muncul akibat tujuan yang jelas, membuat orang tak gentar meski harus menyeberangi samudera maha luas, gunung maha tinggi, kemacetan yang parah, atau cuaca buruk yang dapat membekukan hingga tulang sumsum.

Sama halnya dengan stamina anggota tim di dalam sebuah organisasi, jika berharap mereka untuk memperjuangkan sebuah target yang sangat penting bagi perusahaan, maka sebagai pemimpin, Anda harus menetapkan target yang jelas.

Secara umum “Tujuan yang sangat jelas” disusun dengan S.M.A.R.T. S untuk Specific (detail), M untuk Measureable (terukur), A untuk Achievable (dapat diraih / realistis), R untuk Reasonable (alasan yang kuat), dan T untuk Timeframe (kerangka waktu yg jelas).

Tujuan yang sangat jelas merupakan salah satu unsur dalam membentuk Very Attractive Goals (VAG) atau “tujuan yang sangat penting” dalam organisasi. Komponen yang harus diperhatikan dalam menyusun VAG adalah:

1. Tujuan Team yang jelas (bukan tujuan pribadi)
2. Significant (benar-benar-benar penting)
3. Relevan (sesuai dengan situasi dan kondisi)
4. Menarik minat dan antusias bukan hanya orang-orang di dalam organisasi bahkan juga terhadap orang-orang di luar organisasi.

Berkaca dari kasus Ederle, bayangkan jika selama ini orang-orang yang ada di dalam organisasi kita ternyata belumlah memiliki tujuan yang jelas apalagi Very Attractive Goals atas tujuan utama organisasi, bagaimana mereka dapat memperjuangkan target tersebut secara maksimal?

Sama halnya seperti Ederle yang harus menyerah pada pertama kali percobaannya, dalam organisasi kita sering kali karyawan-karyawan terbaik harus “menyerah” akibat dari ketidakjelasan ini. Mereka lebih memilih menurunkan kwalitas kerjanya atau keluar dari perusahaan. Mereka berhenti memperjuangkan sesuatu yang sebenarnya sangat penting bagi organisasi akibat kegamangan yang mereka saksikan sehari-hari.

Organisasi yang berhasil menelurkan VAG memungkinkan seluruh anggota Tim berjuang secara maksimal untuk mencapai Tujuan Bersama, seberat apapun, sebesar apapun. Hasil akhir yang berkwalitas dimulai dari Implementasi yang berkwalitas (Quality Implementation / QI)