Pada tahun 1925, Ederle berenang menyeberangi laut di
Tanjung Lower New York dari Manhattan di New York City hingga Sandy Hook di New
Jersey yang memakan waktu lebih dari 7 jam. Ketika mengikuti acara berenang
menyeberangi Selat Inggris pada tahun yang sama, Ederle didiskualifikasi karena
ditolong pelatihnya setelah ia mulai batuk-batuk dan terlihat kondisi fisik dan
mental yang begitu rapuh.
Upaya kedua dilakukan pada tanggal 6 Agustus 1926 pukul
07.05 pagi hari, merupakan usaha menyeberangi Selat Inggris yang membuat harum
namanya dimulai dari Cap Gris-Nez di Perancis, setelah berenang selama 14 jam
dan 30 menit, Ederle sampai di Kingsdown, Inggris. Selain rekor waktu tercepat,
Ederle merupakan wanita pertama yang berhasil menyebarangi selat Inggris. Rekor
waktu ini terus dipegang Ederle hingga dipecahkan pada tahun 1950.
Ketika berusaha menyeberangi Selat Inggris yang kedua kali,
Ederle disponsori harian New York Daily News dan Chicago Tribune. Uang yang
diterimanya cukup untuk membayar segala pengeluaran dan sebagai gaji yang
lumayan. Sejumlah uang bonus juga dijanjikan kepadanya sebagai hak memuat
berita ekslusif bila Ederle berhasil berenang menyeberangi Selat Inggris.
Dalam sejumlah kesempatan, kapal penarik yang disewa
wartawan yang tidak senang dengan tim Sponsor Ederle – akibat tidak diberikan
hak liputan, berusaha berlayar sedekat mungkin dengannya. Maksudnya agar Ederle
didiskualifikasi bila menyentuh kapal penarik yang berlayar di dekatnya. Usaha
tersebut gagal, dan sejarah mencatat Ederle sebagai wanita pertama yang
berhasil berenang menyeberangi Selat Inggris.
Selain gangguan tadi, selama dua belas jam berenang di laut,
Ederle bertarung melawan angin dan cuaca buruk yang menyulitkan dirinya
berenang. Pelatih sampai memanggilnya, "Gertie, ayo sudah,
berhenti!". Ederle yang sudah kelelahan mengangkat kepalanya, dan
menjawab, "Buat apa?"
Pertanyaan mengelitik muncul atas kegagalan Ederle diawal
percobaanya di tahun 1925, namun bisa dituntaskannya di tahun 1926. Dalam
sebuah wawancara dengan media setempat setelah keberhasilannya, seorang
wartawan bertanya kepadanya “apa yang membedakan antara percobaan pertama yang
gagal dengan percobaan kedua yang berhasil dengan gemilang ini?”
Ederle menjawab “sebenarnya tidak banyak perbedaan yang
mencolok antara percobaan pertama kali dengan kali ini, cuaca dan suhu udara
sama buruknya. Akan tetapi kali ini saya merasa tujuan saya lebih jelas
dibandingkan ketika percobaan pertama kali, yang kala itu ketika di tengah laut
saya tidak tahu dimana ujung dari perjalanan saya, ketidakpastian inilah yang
memutuskan saya untuk berhenti ketika itu”
Seberapa sering kita mengalami hal yang sama? Seberapa
sering kita diminta untuk mencapai sasaran yang tidak jelas? Tidak tahu arah
dan tujuannya? Lalu bagaimana dengan hasilnya? Bagaimana dengan “stamina” kita
ketika harus mengalami hambatan dan masalah ketika harus berjuang mencapai
tujuan yang tidak jelas tadi?
Fakta ini mengungkapkan, dalam keadaan ‘gelap’ dimana kita
tidak dapat “melihat” apa-apa, kita menjadi lemah, karena dengan tidak dapat
melihat apa-apa, kita tak punya acuan atau pegangan atas apa yang kita lakukan,
sehingga kita tak yakin dapat melakukan sesuatu dengan baik, benar, dan
berhasil.
Jika “mata” kita terbuka, kita akan tahu apa saja yang ada
di sekitar kita, sehingga kita tahu bahwa ada yang mendukung kita, ada yang
membuat kita merasa malu jika kita gagal melakukan sesuatu, ada yang membuat
kita terpacu untuk melakukan dengan lebih baik lagi, dan sebagainya.
Fakta ini menjadi referensi, jika Anda ingin berhasil
mencapai apapun tujuannya, maka Anda harus membuat segala sesuatunya menjadi
jelas. Artinya, jika Anda punya tujuan, maka tujuan itu harus jelas, sehingga
Anda tahu harus kemana untuk mencapai tujuan itu, apa saja yang harus Anda
lakukan, dan siap menghadapi segala rintangan yang kemungkinan menghadang.
Dengan tujuan yang jelas, orang menjadi kuat karena pikiran
dan mental “memiliki bekal” yang cukup untuk mencapai tujuan itu. Bahkan
kekuatan yang muncul akibat tujuan yang jelas, membuat orang tak gentar meski
harus menyeberangi samudera maha luas, gunung maha tinggi, kemacetan yang
parah, atau cuaca buruk yang dapat membekukan hingga tulang sumsum.
Sama halnya dengan stamina anggota tim di dalam sebuah
organisasi, jika berharap mereka untuk memperjuangkan sebuah target yang sangat
penting bagi perusahaan, maka sebagai pemimpin, Anda harus menetapkan target
yang jelas.
Secara umum “Tujuan yang sangat jelas” disusun dengan
S.M.A.R.T. S untuk Specific (detail), M untuk Measureable (terukur), A untuk
Achievable (dapat diraih / realistis), R untuk Reasonable (alasan yang kuat),
dan T untuk Timeframe (kerangka waktu yg jelas).
Tujuan yang sangat jelas merupakan salah satu unsur dalam
membentuk Very Attractive Goals (VAG) atau “tujuan yang sangat penting” dalam
organisasi. Komponen yang harus diperhatikan dalam menyusun VAG adalah:
1. Tujuan Team yang jelas (bukan tujuan pribadi)
2. Significant (benar-benar-benar penting)
3. Relevan (sesuai dengan situasi dan kondisi)
4. Menarik minat dan antusias bukan hanya orang-orang di
dalam organisasi bahkan juga terhadap orang-orang di luar organisasi.
Berkaca dari kasus Ederle, bayangkan jika selama ini
orang-orang yang ada di dalam organisasi kita ternyata belumlah memiliki tujuan
yang jelas apalagi Very Attractive Goals atas tujuan utama organisasi,
bagaimana mereka dapat memperjuangkan target tersebut secara maksimal?
Sama halnya seperti Ederle yang harus menyerah pada pertama
kali percobaannya, dalam organisasi kita sering kali karyawan-karyawan terbaik
harus “menyerah” akibat dari ketidakjelasan ini. Mereka lebih memilih
menurunkan kwalitas kerjanya atau keluar dari perusahaan. Mereka berhenti
memperjuangkan sesuatu yang sebenarnya sangat penting bagi organisasi akibat
kegamangan yang mereka saksikan sehari-hari.
Organisasi yang berhasil menelurkan VAG memungkinkan seluruh
anggota Tim berjuang secara maksimal untuk mencapai Tujuan Bersama, seberat
apapun, sebesar apapun. Hasil akhir yang berkwalitas dimulai dari Implementasi
yang berkwalitas (Quality Implementation / QI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar