Usahawan kaya dari kota terkejut menjumpai nelayan di pantai
sedang berbaring bermalas-malasan di samping perahunya, sambil mengisap rokok.
‘Mengapa engkau tidak pergi menangkap ikan?’ tanya usahawan
itu.
‘Karena ikan yang kutangkap telah menghasilkan cukup uang
untuk makan hari ini,’ jawab nelayan.
‘Mengapa tidak kau tangkap lebih banyak lagi daripada yang
kau perlukan?’ tanya usahawan.
‘Untuk apa?’ nelayan balas bertanya.
‘Engkau dapat mengumpulkan uang lebih banyak,’ jawabnya.
‘Dengan uang itu engkau dapat membeli motor tempel, sehingga engkau dapat
melaut lebih jauh dan menangkap ikan lebih banyak. Kemudian engkau mempunyai
cukup banyak uang untuk membeli pukat nilon. Itu akan menghasilkan ikan lebih
banyak lagi, jadi juga uang lebih banyak lagi. Nah, segera uangmu cukup untuk
membeli dua kapal … bahkan mungkin sejumlah kapal. Lalu kau pun akan menjadi
kaya seperti aku.’
‘Selanjutnya aku mesti berbuat apa?’ tanya si nelayan.
‘Selanjutnya kau bisa beristirahat dan menikmati hidup,’
kata si usahawan.
‘Menurut pendapatmu, sekarang Ini aku sedang berbuat apa?’
kata si nelayan puas.
Lebih bijaksana menjaga kemampuan untuk menikmati hidup
seutuhnya daripada memupuk uang.
Kebiasaan yang Diulang
Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima
perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya.
Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada
rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan
sasaran serta 100 buah anak panah.
Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki
lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di
tangannya.
Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak
panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak
panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100
anak panah tepat mengenai sasaran.
Dengan wajah
berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah
panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana
pendapat kalian?"
Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang,
tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat !
Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."
Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan
tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak
itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari
tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di
tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong.
Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak,
dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi
sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang
mengenai permukaan koin tersebut!
Panglima dan rakyat
tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual
minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan
menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu
hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang
diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
=============================================================,
Dari cerita tadi,
kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan.
Habit is power!
Hasil dari kebiasaan
yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak
mungkin menjadi mungkin.
Demikian pula, untuk
memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan
karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti
berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab,
& lain sebagainya.
Mari kita siap
melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental
sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk
akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.
Sekali lagi:
Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!
Sumber : andriewongso.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar